MENANAM PADI DENGAN SISTEM JARWO (JAJAR LEGOWO)

Jajar-Legowo-1
Photo diambil dari distanahanbartim.com

Pengertian Sistem Jajar Legowo
Istilah Legowo di ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata ”lego” berarti luas dan ”dowo”  berarti memanjang.
Sistem jajar Legowo adalah cara tanam padi di mana padi ditanam dalam beberapa barisan dengan diselingi satu barisan kosong.
Baris tanaman dan baris kosongnya disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1, sementara jika empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1 dan seterusnya.

Manfaat dan Tujuan Sistem Jajar Legowo
Saat ini, sistem logowo sudah mulai banyak di adopsi oleh petani di Indonesia. Banyak petani yang sudah merasakan manfaat dan keuntungannya. Manfaat dan tujuan sistem jajar legowo adalah:
1. Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 20-30%, sehingga diharapkan akan meningkatkan produksi gabah.
2. Dengan adanya baris kosong akan mempermudah perawatan, baik itu pemupukan maupun penyemprotan pestisida.
3. Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit. Tikus tidak suka pada lahan yang relatif terbuka. Pada lahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah, sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan.
4. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian dalam baris tanaman.
5. Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir. Dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo, tanaman akan terpapar sinar matahari secara lebih optimal. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga kualitias gabah juga akan meningkat.
Tipe Sistem Jajar Legowo
Ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo yang secara umum dapat dilakukan yaitu ; tipe legowo (2 : 1), (3 : 1), (4 : 1). Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian tipe sistem tanam jajar legowo yang menghasilkan produksi gabah tinggi adalah tipe jajar legowo (4:1) sedangkan dari tipe jajar legowo (2 : 1) dapat diterapkan untuk mendapatkan bulir gabah berkualitas benih.
1. Tipe Jarwo 2:1
Jajar legowo (2 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap dua baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar baris sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah kali jarak tanam antar barisan.
Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman dikondisikan seolah-olah menjadi tanaman pinggir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.
sistem-tanam-jajar-legowo_21
Gambar diambil dari distan.majalengka.go.id

2. Tipe Jarwo 3:1
Jajar legowo (3 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap tiga baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Modifikasi tanaman pinggir dilakukan pada baris tanaman ke-1 dan ke-3 yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-3) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan. Lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.

sistem-tanam-jajar-legowo_31
Gambar diambil dari distan.majalengka.go.id
3. Tipe Jarwo 4:1
Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka setiap baris tanaman ke-1 dan ke-4 akan termodifikasi menjadi tanaman pinggir yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-4) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan. Lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.
sistem-tanam-jajar-legowo_41
Gambar diambil dari distan.majalengka.go.id
Cara Menanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo
1. Mempersiapkan lahan
– Mula-mula tanah dibajak, kemudian digaru, diberi pupuk kandang dan diratakan. Pada saat menggaru dan meratakan tanah, usahakan agar air tidak mengalir di dalam sawah supaya unsur hara yang ada di tanah tidak hanyut.
– Setelah tanah diratakan, buatlah parit di bagian pinggir lahan untuk mempermudah pengaturan air dan membantu pengendalian keong mas.
– Buat garis pada tanam Sistem Jajar Legowo
2 caplakan1bpblogspot
Persiapkan alat garis tanam terlebih dahulu. Alat garis tanam ini dapat terbuat dari kayu yang bergerigi. Untuk membuat gerigi, kita bisa menggunakan besi atau kayu keras. Pembuatan garis tanam dengan alat bergerigi dapat dibantu dengan tali, sehingga garis yang dihasilkan akan tampak lurus.
2. Mempersiapkan bibit
Untuk sistem jajar legowo, benih yang dibutuhkan tergantung pada pilihan legowo yang akan digunakan (apakah legowo 2:1, 3:1 atau 4:1), jarak tanam dan jumlah bibit yang akan ditanam per lubangnya.
Kebutuhan benih per hektar untuk sistem Jarwo dihitung sebagai berikut:
Asumsi yang digunakan:
– Jarak tanam 20 x 20 cm
– Bibit yang akan ditanam maksimum 2 bibit per lubang
– Berat 1000 bulir benih rata-rata 27 gram
– Daya tumbuh benih 90%
– Tambahan 2 kg benih untuk cadangan karena serangan hama
Cara hitung:
Populasi per hektar ={(10.000/Jarak tanam x 10.000/Jarak tanam) x (100% + (100%/(1+Jumlah legowo))} x Jumlah bibit perlubang
Kebutuhan benih per hektar =(Populasi per hektar/1.000) x 27/1.000
Contoh:
Untuk Jarwo 2:1
Populasi per hektar ={(10.000/20×10.000/20) x (100%+(100%/(1+2))} x 2
={(500×500)x(100%+33,33%)}x2
={250.000×133,33%}x2
= 666.650
Kebutuhan benih per hektar = (666.650/1.000)x(27/1.000)
= 18 kg
Asumsi daya tumbuh 90% dan cadangan untuk hama 2Kg, maka benih yang harus disediakan adalah 22Kg.


Tabel kebutuhan benih per hektar untuk
Sistem Jajar Legowo dengan asumsi seperti tersebut di atas

Jarwo                            Benih per ha (Kg)
                                       (dengan pembulatan ke nilai desimal terdekat)


                                                            2:1                                              22


                                                            3:1                                               21


                                                            4:1                                               20


3. Menanam bibit
– Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah mencapai umur 10-15 hari setelah semai. Pada umur 10-15 hari bibit masih memperoleh nutrisi dari biji padi, sehingga bibit lebih mudah beradaptasi.
– Kondisi air pada saat tanam adalah “macak-macak” atau kondisi tanah yang basah tetapi tidak tergenang.
– Pada sistem Jarwo, satu lubang tanam diisi satu atau dua bibit padi.
– Bibit ditanam dangkal, yaitu pada kedalaman 2—3 cm dengan bentuk perakaran horizontal (seperti huruf L).

4. Pemupukan
– Pemupukan dilakukan dengan cara tabur. Lakukan pemupukan dari barisan kosong di antara 2 barisan tanaman. Pupuk ditabur ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga dalam sekali jalan dapat melalukan pemupukan pada 2 barisan tanaman. Khusus pada Jarwo 2 : 1, pemupukan boleh dilakukan dengan cara ditabur di tengah barisan tanaman.

Dalam setiap metode, ada kelebihan ada pula kekurangannya. Pada sistem Jajar Legowo, benih dan tenaga kerja yang dibutuhkan akan lebih banyak jika dibandingkan dengan sistem Tegel. Namun demikian, kekurangan tersebut akan diimbangi pula dengan peningkatan kualitas dan kuantitas gabah yang dihasilkan.

Sumber:
http://distan.majalengkakab.go.id
http://pupukdigrow.blogspot.com
http://info-penyuluh.blogspot.com
http://bp4mataram.blogspot.com
http://areabertani.blogspot.com
http://www.infopertanian.com

Satu respons untuk “MENANAM PADI DENGAN SISTEM JARWO (JAJAR LEGOWO)

Tinggalkan komentar